Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling di Pesantren Saat Pandemi Covid-19
Operator | Rabu, 03 Des 2020 11:25:31 WIB dibaca 699 x komentar 0 ArtikelGambar : Ilustrasi
Ketika dunia pendidikan digoncangkan dengan pandemi Covid-19, semua orang membatasi perjumpaan dengan keluarga, rekan, dan kerabat. Mereka diimbau memindahkan aktivitasnya di rumah, seperti sekolah dan bekerja.
Namun, hal ini sulit dilakukan bagi para santri. Pasalnya, pesantren tetap melangsungkan pembelajaran tatap muka di kelas. Kekhawatiran tertular Covid-19 itu pasti ada, tapi dengan keyakinan iman yang kuat dan penerapan protokol kesehatan, maka diharapkan semua aktivitas pesantren bisa baik-baik saja.
Pesantren yang telah siap melakukan pembelajaran tatap muka kembali pada masa pandemi Covid-19, tentu saja sangat menyadari kemungkinan risiko terburuk yang akan dihadapi. Namun, pembelajaran tatap muka dan mengundang santri untuk kembali ke pesantren harus dilakukan oleh pesantren untuk mencapai visi dan misi pendidikan pesantren.
Visi pesantren secara umum sebagai pusat pendidikan keagamaan Islam adalah melahirkan santri yang menguasai ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya sesuai ciri khas masing-masing pesantren, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, serta menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa.
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka di pesantren merupakan kegiatan pembelajaran yang tidak bisa dihindari dan tidak bisa digantikan dengan pola pembelajaran lain seperti pembelajaran jarak jauh. Hal ini dikarenakan pendidikan pesantren tidak hanya menerapkan pembelajaran yang bertujuan transformasi pengetahuan semata tetapi juga menerapkan pembelajaran praktik langsung atas pengetahuan yang sudah dan sedang diajarkan kepada para santri.
Praktik langsung ini mengharuskan pembelajaran tatap muka dan kehadiran santri secara fisik di pesantren. Pola pembelajaran seperti itu merupakan pola pembelajaran living Islam dan pola pembelajaran bagaimana hidup bersama dalam kerangka pembentukan karakter santri. Menjadi kekhawatiran orangtua di antaranya adalah pelaksanaan penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren. Misalnya, penerapan jarak sosial.
Di sejumlah pesantren aturan ini berpotensi sulit dilakukan. Hal itu karena jumlah santri per kamar bisa mencapai belasan. Jumlah kamar mandi juga menjadi persoalan. Banyak pesantren yang tidak mempunyai kamar mandi dalam jumlah cukup banyak sehingga menjadi kekahawatiran bagi orangtua yang menyekolahkan anaknya di pesantren. Namun, sebelum santri kembali ke pesantren semestinya dipastikan bahwa tidak ada yang terjangkit Covid-19 dan sehat, sehingga warga pesantren tidak khawatir wabah penyakit masuk di lingkungan pesantren.